Saturday 23 January 2016

Prinsip konsumsi dalam islam

Aktivitas ekonomi yang paling utama adalah konsumsi.
Setelah adanya konsumsi dan konsumen baru ada kegiatan lainnya seperti produksi/produsen, distribusi/ditributor dan lain-lain. Konsumsi dalam ekonomi Islam adalah
Upaya memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan kesejahteraan atau kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah).
Dalam melakukan konsumsi maka prilaku konsumen terutama Muslim selalu dan harus di dasarkan pada Syariah Islam


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Prinsip-Prinsip konsumsi (consumption principle)
Dalam islam, ada 3 prinsip dasar konsumsi, yakni :
-        Prinsip Halal (halal principle)
-        Prinsip Kebersihan (clean principle)
-        Prinsip Kesederhanaan (simple principle)
B.     Maslahah dalam konsumsi
Pada perilaku konsumsi, seorang konsumen akan memfikirkan manfaat dan  berkah yang akan didapat dari kegiatan konsumsinya. Konsumen merasakan adanya manfaat suatu kegiatan konsumsi ketika ia mendapatkan pemenuhuan  kebutuhan fisik/ psikisnya  atau material. Disisi lain, berkah akan diperoleh ketika  ia mengkonsumsi barang/jasa yang dihalalkan oleh syari’at Islam.
1.      Kebutuhan dan Keinginan
Kebutuhan terkait dengan segala sesuatu yang harus dipenuhi agar suatu barang berfungsi secara sempurna sedangkan keinginan adalah terkait dengan hasrat atau harapan sesorang yang jika dipenuhi belum tentu akan meningkatkan keseimbangan funsi manusia ataupun suatu barang.
Secara umum, pemenuhan kebutuhan akan memberikan tambahan manfaat fisik, spiritual, intelektual ataupun material, sedangkan pemenuhan keinginan akan menambah kepuasaan atau manfaat psikis disamping manfaat lainnya. Jika suatu kebutuhan diinginkan seseorang, maka pemenuhan kebutuhan tersebut akan melahirkan mashlahah sekaligus kepuasaan, namun jika pemenuhan kebutuhan tidak dilandasi oleh keinginan, maka hanya akan memberikan manfaat semata.
2.      Maslahah dan kepuasan
Mashlahah merupakan suatau akibat atas terpenuhinya suatu kebutuhan atau fitrah, sedangkan kepuasaan merupakan suatu akibat dari terpenuhinya suatu keinginan. Meskipun demikian, terpenuhinya suatu kebutuhan juga akan memberikan kepuasan terutama jika kebutuhan tersebut disadari dan diinginkan.

3.      Maslahah dengan nilai-nilai ekonomi Islam
Manfaat dan berkah (mashlahah) hanya akan diperoleh ketika prinsip dan nilai-nilai Islam bersama-sama diterapkan dalam perilaku ekonomi. Sebaliknya, jika hanya prinsip saja yang dilaksanakan maka akan menghasilkan manfaat duniawi semata. Keberkahan akan muncul ketika dalam kegiatan ekonomi konsumsi disertai dengan niat dan perbuatan yang baik seperti menolong orang lain, bertindak adil dan semacamnya.

C.    Fungsi Kesejahteraan, Maximizer, dan Utilitas oleh Imam Al-Ghazali
Dalam meningkatkan kesejahteraan sosial, Imam Al-Ghazali mengelompokkan dan mengidentifikasikan semua masalah baik yang berupa masalih (utilitas, manfaat) maupun mafasid (disutilits, kerusakan) dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Selanjutnya ia mengidentifikasikan fungsi sosial dalam kerangka hierarki kebutuhan individu dan sosial. Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah) dari suatu masyarakat teragantung kepada pencarian dan pemeliharaan 5 tujuan dasar yaitu:
1. agama(dien)
2. hidup atau jiwa (nafs)
3. Keluarga atau keturunan (nasl)
4, harta atu kekayaan (maal)
5. intelek atau akal (aql)
Kunci pemeliharaan dari kelima tujuan dasar ini terletak pada penyediaan tingkatan pertama, yaitu kebutuhan seperti makanan, pakaian, dan perumahan. Namun demikian, Ghazali menyadari  bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar demikian cenderung fleksibel mengikuti waktu dan tempat dan dapat mencakup bahkan kebutuhan-kebutuhan sosiopsikologis.
       Kelompok kedua terdiri dari semua kegiatan dan hal-hal yang tidak vital bagi lima fondasi tersebut, tetapi dibutuhkan untuk menghilangkan rintangan dan kesukaran dalam hidup. Kelompok ketiga mencakup kegiatan-kegiatan dan hal-hal yang lebih jauh dari sekedar kenyamanan saja, meliputi hal-hal yang melengkapi, menerangi atau menghiasi hidup
       Ghazali tidak hanya menyadari keinginan manusia untuk mengumpulkan kekayaan, tetapi juga kebutuhannya untuk persiapan di masa depan. Namun demikian, ia memperingatkan bahwa jika semangat selalu ingin lebih ini menjurus kepada keserakahan dan pengejaran nafsu pribadi maka hal itu pantas dikutuk. Hal inilah yang membuat orang memandang kekayaan sebagai ujian terbesar.







D.    Fungsi Utility
Dalam ilmu ekonomi tingkat kepuasan (utility function) digambarkan oleh kurva indiferen(IC) . biasanya yang digambarkan adalah utility function antara dua barang (atau jasa) yang keduanya memang disukai oleh konsumen. Dalam membangun teori utility function, digunakan tiga aksioma pilihan rasional yaitu:
      1.      Completeness
Aksioma ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan mana yang lebih disukainya di antara dua keadaan. Bila A dan B adalah 2 keadaan berbeda, maka manusia dapat menentukan secara tepat satu pilihan diantara 3 kemungkinan :
- A lebih disukai daripada B
- B lebih disukai daripada A
- A dan B sama menariknya
      2.      Transitivity
Aksioma ini untuk memastikan adanya konsistensi internal dalam diri individu dalam mengambil keputusan.
     3.      Continuity
Aksioma ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan A lebih disukai daripada B maka keadaan yang mendekati A pasti juga disukai daripada B.


Konsekuensi dari adanya aksioma konsistensi dalam pilihan konsumen, maka antara kurva indiference yang berbeda tidak boleh berpotongan. Jika kurva tersebut berpotongan berarti terjadi pelanggaran aksioma utility, yaitu tidak adanya konsistensi telah terjadi

     1.      Tingkat Substitusi Marginal
Tingkat kesedian untuk menukar komoditas dengan komoditas lain inilah yang disebut tingkat subtitusi marginal x untuk y atau MRSXY, MRSXY = jumlah unit komoditas y yang harus dikorbankan untuk mendapatkan tambahan satu unit komoditas x, dalam tingkat kepuasaan yang sama. Formasi MRSXY  dapat kita tuliskan sebagai berikut:
MRSXY= jumlah unit Y yang berkurang
       Jumlah penambahan satu unit x

            2.      barang Halal, Haram, dan Analisis Kurva Indiference

Tidak semua komoditas mempunyai sifat yang sama, yakni ada yang haram dan ada yang halal, Konsumsi barang halal dan haram tentu berpengaruh terhadap pelaksanaan ibadah yang berimplementasi pada pahala yang pada ujungnya akan berpengaruh pada kepuasan. Logikanya, barang yang kita konsumsi adalah barang yang sah dan halal maka akan membawa terhadap kemantapan dan kualitas ibadah karena ketika menggunakan tanpa dicampuri dan dibebani salah sehingga akan diterima dan mendapat pahala untuk bekal hari setelah kematian nanti.[1][1]
kita tidak dapat memberikan pengertian yang sama terhadap bentuk dan funsi dari kurva indiferencenya. Utuk menerengkan bagaimana kurva indiference dibentuk dari berbagai komoditas yang telah memisahkan antara yang halal dan yang haram dari komditas dapat kita lihat pada gambar dibawah ini:


1.      Increasing Utility
      Semakin tinggi IC berarti semakin banyak barang yang dikonsumsi, yang berarti semakin tinggi tingkat kepuasaan konsumen. Secara grafis tingkat utilitas yang lebih tinggi digambarkan dengan utility function yang letaknya di sebelah kanan atas. Bagi konsumen, semakin ke kanan atas utility semakin baik.
        Rasulullah saw. Bersabda, “Orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada orang beriman yang lemah.” Dalam hadits lain bermakna:” Iri hati itu dilarang kecuali terhadap dua jenis orang yaitu orang berilmu yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya, dan orang yang kaya yang membelanjakan hartanya di jalan Allah. jadi Dalam konsep Islam pun diakaui bahwa yang lebih banyak (tentunya yang halal) lebih baik. Secara grafis utility function antara dua barang (atau jasa) yang halal digambarkan sebagaimana lazimnya. Dalam konsep Islam sangat penting adanya pembagian jenis barang  (atau jasa) antara yang haram dan yang halal. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menggambarkan hal ini dalam utility function . utility function untuk dua barang yang saah satunya tidak disukai digambarkan dengan utility function yang terbalik seakan diletakkan cermin. Semakin sedikit barang yang tiadak kita sukai akan memberikan tingkat kepuasaan yang lebh tinggi. Hal ini digambarkan dengan utility function yang semakin ke kiri atas semakin tinggi tingkat kepuasaannya. Barang yang haram adalah barang yang tidak kita sukai.


1.      Budget Constraint
Segala keinginan pasti ada konstrain yang membatasinya, tentu batasan ini akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan konstrain yang lebih tinggi. Dalam teori konsumsi hadits tentang cita-cita dan segala macam hambatan ini bisa kita gunakan untuk menerangkan tentang batasan seseorang dalam memaksimalkan utility konsumsinya. Selain faktor norma konsumsi dalam Islam, keinginan untuk memaksimalkan utility function ditentukan juga oleh berapa dana yang tersedia untuk membeli kedua jenis barang tersebut,
Kombinasi titik di bawah budget line menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk mengkonsumsi barang  X dan barang Y dan jumlah dana yang digunakan tersebut lebih kecil daripada dana yang tersedia.

E.    Optimal Solution
Sesuai dengan asumsi rasionalitas, maka konsumsi seorang muslim akan selalu bertindak rasional. Oleh sebab itu, pengambilan keputusan dari seorangg konsumen senantiasa didasarkan pada perbandingan antarberbagai prefensi, peluang dan manfaat serta madharat yang ada. Untuk mencapai titik optimalisasi konsumen, seorang konsumen dibatasi oleh garis anggaran dari pendapatannya atau berbagai komoditas yang dapat dibelinya. Secara matematis optimisasi konsumen dapat diformulasikan sebagai berikut:




Utilitas marginal X             =         utilitas marginal Y
Harga X                                                      harga Y

Utilitas marginal X             =                      HargaX
Utilitas marginal Y                                     Harga Y

MUx                                               =                      Px
MUx                                                                               P


Konsumen akan memaksimalkan pilihannya dengan dua cara yaitu:
1.      Memaksimalkan utility function pada budget line tertentu
2.      Meminimalkan budget line pada utility function tertentu









0 comments:

Post a Comment