BAB 2 HUKUM GRAVITASI NEWTON
Selain mengembangkan tiga hukum tentang Gerak (Hukum I Newton, Hukum II Newton dan Hukum III Newton),
 eyang Newton juga menyelidiki gerakan planet-planet dan bulan. Ia 
selalu bertanya mengapa bulan selalu berada dalam orbitnya yang hampir 
berupa lingkaran ketika mengitari bumi. Selain itu, ia juga selalu 
mempersoalkan mengapa benda-benda selalu jatuh menuju permukaan bumi.
 Wililiam Stukeley, teman eyang Newton ketika masih muda, menulis bahwa 
ketika mereka sedang duduk minum teh di bawah pohoh apel, eyang Newton 
yang waktu itu masih muda dan cakep, melihat sebuah apel jatuh dari 
pohonnya. Dikatakan bahwa eyang Newton mendapat ilham dari jatuhnya buah
 apel. Menurutnya, jika gravitasi bekerja di puncak pohon apel, bahkan 
di puncak gunung, maka mungkin saja gravitasi bekerja sampai ke bulan. 
Dengan penalaran bahwa gravitasi bumi yang menahan bulan pada orbitnya, 
eyang Newton mengembangkan teori gravitasi yang sekarang diwariskan 
kepada kita.
Perlu
 diketahui bahwa persoalan yang dipikirkan eyang Newton ini telah ada 
sejak zaman yunani kuno. Ada dua persoalan dasar yang telah diselidiki 
oleh orang yunani, jauh sebelum eyang Newton lahir. Persoalan yang 
selalu dipertanyakan adalah mengapa benda-benda selalu jatuh ke 
permukaan bumi dan bagaimana gerakan planet-planet, termasuk matahari 
dan bulan (matahari dan bulan pada waktu itu digolongkan menjadi planet-planet). Orang-orang Yunani pada waktu itu melihat kedua persoalan di atas (benda yang jatuh dan gerakan planet)
 sebagai dua hal yang berbeda. Demikian hal itu berlanjut hingga zaman 
eyang Newton. Jadi apa yang dihasilkan oleh eyang dibangun di atas hasil
 karya orang-orang sebelum dirinya. Yang membedakan eyang Newton dan 
orang-orang sebelumnya adalah bahwa eyang memandang kedua persoalan 
dasar di atas (gerak jatuh benda dan gerakan planet) disebabkan
 oleh satu hal saja dan pasti mematuhi hukum yang sama. Pada abad ke-17,
 eyang menemukan bahwa ada interaksi yang sama yang menjadi penyebab 
jatuhnya buah apel dari pohon dan membuat planet tetap berada pada 
orbitnya ketika mengelilingi matahari. Demikian juga bulan, satu-satunya
 satelit alam kesayangan bumi tetap berada pada orbitnya.
Mari
 kita belajar hukum dasar cetusan eyang Newton yang kini diwariskan 
kepada kita. Hukum dasar inilah yang menentukan interaksi gravitasi. 
Ingat bahwa hukum ini bersifat universal alias umum; gravitasi bekerja 
dengan cara yang sama, baik antara diri kita dengan bumi, antara bumi 
dengan buah mangga yang lezat ketika jatuh, antara bumi dengan pesawat 
yang jatuh  , antara planet dengan satelit dan antara matahari dengan planet-planetnya dalam sistem tatasurya.
  , antara planet dengan satelit dan antara matahari dengan planet-planetnya dalam sistem tatasurya.
Tahukah anda, bahkan gagasan eyang Newton mengenai gravitasi pada mulanya dibantai habisan-habisan
 oleh banyak ilmuwan yang bertentangan dengan gagasannya ? Pada waktu 
itu, banyak ilmuwan yang mungkin saking kebingungan sulit menerima 
gagasan eyang Newton mengenai gaya gravitasi. Gaya gravitasi termasuk 
gaya tak sentuh, di mana bekerja antara dua benda yang berjauhan alias 
tidak ada kontak antara benda-benda tersebut. Gaya-gaya yang umumnya 
dikenal adalah gaya-gaya yang bekerja karena adanya kontak; gerobak 
sampah bergerak karena kita memberikan gaya dorong, bola bergerak karena
 ditendang, sedangkan gravitasi, bisa bekerja tanpa sentuhan ? aneh…
 eyang Newton mengatakan kepada mereka bahwa ketika apel jatuh, bumi 
memberikan gaya kepadanya sehingga apel tersebut jatuh, demikian juga 
bumi mempertahankan bulan tetap pada orbitnya dengan gaya gravitasi, 
meskipun tidak ada kontak dan letak bumi dan bulan berjauhan. Akhirnya, 
perlahan-lahan sambil bersungut-sungut mereka mulai merestui dan 
mendukung dengan penuh semangat Hukum Gravitasi yang dicetuskan oleh 
Newton  
HUKUM GRAVITASI NEWTON
Sebelum
 mencetuskan Hukum Gravitasi Universal, eyang Newton telah melakukan 
perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan bumi 
pada bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja pada 
benda-benda di permukaan bumi. Sebagaimana yang kita ketahui, besar 
percepatan gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s2. Jika gaya gravitasi bumi mempercepat benda di bumi dengan percepatan 9,8 m/s2, berapakah percepatan di bulan ? karena bulan bergerak melingkar beraturan (gerakan melingkar bulan  hampir beraturan), maka percepatan sentripetal bulan dihitung menggunakan rumus percepatan sentripetal Gerak melingkar beraturan.
Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai jari-jari sekitar 384.000 km dan periode (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu putaran) adalah 27,3 hari. Dengan demikian, percepatan bulan terhadap bumi adalah
Jadi
 percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil 
dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di 
permukaan bumi. Bulan berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan 
bumi ini sama dengan 60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan dari bumi (60 kali jari-jari bumi) dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600 (60 x 60 = 602
 = 3600). Angka 3600 yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60 hasilnya 
sama dengan Percepatan bulan terhadap bumi, sebagaimana hasil yang 
diperoleh melalui perhitungan.
Berdasarkan
 perhitungan ini, eyang newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi 
yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin berkurang terhadap 
kuadrat jaraknya (r) dari pusat bumi. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Selain
 faktor jarak, Eyang Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi juga 
bergantung pada massa benda. Pada Hukum III Newton kita belajar bahwa jika ada gaya aksi maka ada gaya reaksi.
 Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa gaya gravitasi kepada benda 
lain, maka benda tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi 
berlawanan arah terhadap bumi. Karena besarnya gaya aksi dan reaksi 
sama, maka besar gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa dua 
benda yang berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini, eyang Newton 
menyatakan hubungan antara massa dan gaya gravitasi. Secara matematis 
ditulis sbb :
MB adalah massa bumi, Mb adalah massa benda lain dan r adalah jarak antara pusat bumi dan pusat benda lain.
Setelah
 membuat penalaran mengenai hubungan antara besar gaya gravitasi dengan 
massa dan jarak, eyang Newton membuat penalaran baru berkaitan dengan 
gerakan planet yang selalu berada pada orbitnya ketika mengitari 
matahari. Eyang menyatakan bahwa jika planet-planet selalu berada pada 
orbitnya, maka pasti ada gaya gravitasi yang bekerja antara matahari dan
 planet serta gaya gravitasi antara planet, sehingga benda langit 
tersebut tetap berada pada orbitnya masing-masing. Luar biasa pemikiran 
eyang Newton ini. Tidak puas dengan penalarannya di atas, ia menyatakan 
bahwa jika gaya gravitasi bekerja antara bumi dan benda-benda di 
permukaan bumi, serta antara matahari dan planet-planet maka mengapa 
gaya gravitasi tidak bekerja pada semua benda ?
Akhirnya,
 setelah bertele-tele dan terseok-seok, kita tiba pada inti pembahasan 
panjang lebar ini. Eyang Newton pun mencetuskan Hukum Gravitasi 
Universal dan mengumumkannya pada tahun 1687, hukum yang sangat terkenal
 dan berlaku baik di indonesia, amerika atau afrika bahkan di seluruh 
penjuru alam semesta. Hukum gravitasi Universal itu berbunyi demikian :
Semua
 benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding 
dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik 
dengan kuadrat jarak antara benda-benda tersebut.
Secara matematis, besar gaya gravitasi antara partikel dapat ditulis sbb :
Fg adalah besar gaya gravitasi pada salah satu partikel, m1 dan m2 adalah massa kedua partikel, r adalah jarak antara kedua partikel.
G adalah konstanta universal yang diperoleh dari hasil pengukuran
 secara eksperimen. 100 tahun setelah eyang Newton mencetuskan hukum 
Gravitasi Universal, pada tahun 1978, Henry Cavendish berhasil mengukur 
gaya yang sangat kecil antara dua benda, mirip seperti dua bola. Melalui
 pengukuran tersebut, Henry membuktikan dengan sangat tepat persamaan 
Hukum Gravitasi Universal di atas. Perbaikan penting dibuat oleh Poyting
 dan Boys pada abad kesembilan belas. Nilai G yang diakui sekarang = 
6,67 x 10-11 Nm2/kg2
Contoh soal 1 :
Seorang
 guru fisika sedang duduk di depan kelas dan seorang murid sedang duduk 
di bagian belakang ruangan kelas. Massa guru tersebut adalah 60 kg dan 
massa siswa 70 kg (siswa gendut). Jika pusat mereka (yang dimakudkan di sini bukan pusat yang terletak di depan perut manusia) berjarak 10 meter, berapa besar gaya gravitasi yang diberikan oleh guru dan murid satu sama lain ?
Panduan jawaban :
Gampang, tinggal dimasukkan aja nilai-nilai telah diketahui ke dalam persamaan Hukum Newton tentang Gravitasi
Ya, gayanya sangat kecil…
Contoh soal 2 :
Diketahui massa bulan 7,35 x 1022 kg, massa bumi 5,98 x 1024 kg dan massa matahari adalah 1,99 x 1030
 kg. Hitunglah gaya total di bulan yang disebabkan oleh gaya gravitasi 
bumi dan matahari. Anggap saja posisi bulan, bumi dan matahari membentuk
 segitiga siku-siku. Oya, jarak bumi-bulan 3,84 x 108 m  dan jarak matahari-bulan 1,50 x 108 km (1,50 x 1011 m).
Keterangan Gambar :
b = bulan, B = bumi dan M = matahari
Panduan jawaban :
Gaya
 total yang bekerja pada bulan akibat gravitasi matahari dan bumi kita 
hitung menggunakan vektor. Sebelumnya, terlebih dahulu kita hitung besar
 gaya gravitasi antara bumi-bulan dan matahari-bulan.
Besar gaya gravitasi antara bumi-bulan :
Besar gaya gravitasi antara matahari-bulan.
Besar gaya total yang dialami bulan dapat dihitung sebagai berikut :
Gaya
 total yang dimaksud di sini tidak sama dengan gaya total pada Hukum II 
Newton. Hukum gravitasi berbeda dengan Hukum II Newton. Hukum Gravitasi 
menjelaskan gaya gravitasi dan besarnya yang selalu berbeda tergantung 
dari jarak dan massa benda yang terlibat. Hukum II Newton menghubungkan 
gaya total yang bekerja pada sebuah benda dengan massa dan percepatan 
benda tersebut. Dipahami ya perbedaannya….
Kuat Medan Gravitasi dan Percepatan Gravitasi
Pada
 pembahasan mengenai Hukum Newton tentang Gravitasi, kita telah meninjau
 gaya gravitasi sebagai interaksi gaya antara dua atau lebih partikel 
bermassa. Partikel-partikel tersebut dapat saling berinteraksi walaupun 
tidak bersentuhan. Pandangan lain mengenai gravitasi adalah konsep 
medan, di mana sebuah benda bermassa mengubah ruang di sekitarnya dan 
menimbulkan medan gravitasi. Medan ini bekerja pada semua partikel 
bermassa yang berada di dalam medan tersebut dengan menimbulkan gaya 
tarik gravitasi. Jika sebuah benda berada di dekat bumi, maka terdapat 
sebuah gaya yang dikerjakan pada benda tersebut. Gaya ini mempunyai 
besar dan arah di setiap titik pada ruang di sekitar bumi. Arahnya 
menuju pusat bumi dan besarnya adalah mg.
Jadi jika sebuah benda terletak di setiap titik di dekat bumi, maka pada benda tersebut bekerja sebuah vektor g
 yang sama dengan percepatan yang akan dialami apabila benda itu 
dilepaskan. Vektor g tersebut dinamakan kekuatan medan gravitasi. Secara
 matematis, besar g dinyatakan  sebagai berikut :
Berdasarkan
 persamaan di atas, kita dapat mengatakan bahwa kekuatan medan gravitasi
 di setiap titik merupakan gaya gravitasi yang bekerja pada setiap 
satuan massa di titik tersebut.
Gravitasi di Sekitar Permukaan Bumi
Pada
 awal tulisan ini, kita telah mempelajari Hukum gravitasi Newton dan 
menurunkan persamaan gravitasi Universal. Sekarang kita mencoba 
menerapkannya pada gaya gravitasi antara bumi dan benda-benda yang 
terletak di permukaannya. Kita tulis kembali persamaan gravitasi 
universal untuk membantu kita dalam menganalisis :
Untuk persoalan gravitasi yang bekerja antara bumi dan benda-benda yang terletak di permukaan bumi, m1 pada persamaan di atas adalah massa bumi (mB), m2 adalah massa benda (m), dan r adalah jarak benda dari permukaan bumi, yang merupakan jari-jari bumi (rB). Gaya gravitasi yang bekerja pada bumi merupakan berat benda, mg. Dengan demikian, persamaan di atas kita ubah menjadi :
Berdasarkan persamaan ini, dapat diketahui bahwa percepatan gravitasi pada permukaan bumi alias g ditentukan oleh massa bumi (mB) dan jari-jari bumi (rB)
G
 dan g merupkan dua hal yang berbeda. g adalah percepatan gravitasi, 
sedangkan G adalah konstanta universal yang diperoleh dari hasil 
pengukuran. Setelah G ditemukan, manusia baru bisa mengetahui massa bumi
 lewat perhitungan menggunakan persamaan ini. Hal ini bisa dilakukan 
karena telah diketahui konstanta universal, percepatan gravitasi dan 
jari-jari bumi.
Ini
 adalah persamaan percepatan gravitasi efektiv. Jika ditanyakan 
percepatan gravitasi pada ketinggian tertentu di dekat permukaan bumi, 
maka kita dapat menggunakan persamaan ini. Jika kita menghitung berat 
benda yang terletak di permukaan bumi, kita menggunakan mg.
Gaya gesek
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes.
Secara umum gaya gesek dapat dituliskan sebagai suatu ekspansi deret, yaitu
di mana suku pertama adalah gaya gesek yang dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan suku kedua dan ketiga adalah gaya gesek pada benda dalam fluida.
Gaya gesek dapat merugikan atau bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, engsel pintu yang berderit, dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban mobil dengan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak dapat tercipta parasut.
Asal gaya gesek
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan tetapi dewasa ini tidak lagi demikian. Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat membasahinya (efek lotus).Jenis-jenis gaya gesek
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti (menggeser). Untuk benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek lain yang disebut gaya gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang berputar tegak lurus pada permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek spin (spin friction). Gaya gesek antara benda padat dan fluida disebut sebagai gaya Stokes atau gaya viskos (viscous force).
HUKUM                  NEWTON I
HUKUM                  NEWTON I disebut juga hukum kelembaman (Inersia).Sifat lembam benda adalah sifat mempertahankan keadaannya, yaitu keadaan tetap diam atau keaduan tetap bergerak beraturan.
DEFINISI HUKUM NEWTON I :
Setiap benda akan tetap bergerak lurus beraturan atau tetap dalam keadaan diam jika tidak ada resultan
gaya (F) yang bekerja pada benda itu, jadi:
S F = 0 a = 0 karena v=0 (diam), atau v= konstan (GLB)
HUKUM                  NEWTON II 
a                  = F/mS F = m a
S F = jumlah gaya-gaya pada benda
m = massa benda
a = percepatan benda
Rumus ini sangat penting karena pada hampir semna persoalan gerak {mendatar/translasi (GLBB) dan melingkar (GMB/GMBB)} yang berhubungan dengan percepatan den massa benda dapat diselesaikan dengan rumus tersebut.
HUKUM NEWTON III
DEFINISI HUKUM NEWTON III:
Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda kedua maka benda kedua tersebut mengerjakan juga gaya pada benda pertama, yang besar gayanya = gaya yang diterima tetapi berlawanan arah. Perlu diperhatikan bahwa kedua gaya tersebut harus bekerja pada dua benda yang berlainan.
| F aksi = - F reaksi | N                        dan T1 = aksi reaksi (bekerja pada                        dua benda) T2 dan W = bukan aksi reaksi (bekerja pada tiga benda) | 
Vektor satuan
Vektor satuan adalah suatu vektor yang ternormalisasi, yang berarti panjangnya bernilai 1. Umumnya dituliskan dalam menggunakan topi (bahasa Inggris: Hat), sehingga:
Suatu vektor ternormalisasi
Gerak Melingkar Berubah Beraturan      
Adalah  gerak suatu benda dengan bentuk lintasan melingkar dan besar percepatan sudut/anguler (α) konstan.
Jika perecepatan anguler benda searah dengan perubahan kecepatan anguler maka perputaran benda semakin cepat, dan dikatakan GMBB dipercepat. Sebaliknya jika percepatan anguler berlawanan arah dengan perubahan kecepatan anguler benda akan semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.
Jika perecepatan anguler benda searah dengan perubahan kecepatan anguler maka perputaran benda semakin cepat, dan dikatakan GMBB dipercepat. Sebaliknya jika percepatan anguler berlawanan arah dengan perubahan kecepatan anguler benda akan semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.
1. Percepatan Anguler (α)
Sebuah benda bergerak  melingkar dengan laju anguler berubah beraturan memiliki perubahan kecepatan  angulernya adalah :
Δω = ω2 – ω1
Dan perubahan waktu kecepatan anguler adalah Δt, maka di dapatkan :
Dan perubahan waktu kecepatan anguler adalah Δt, maka di dapatkan :
∆ω = perubahan  kecepatan sudut (rad/s)
∆t = selang waktu (s)
α = percepatan sudut/anguler (rads-2)
∆t = selang waktu (s)
α = percepatan sudut/anguler (rads-2)
Sama halnya dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), pada GMBB berlaku juga :
- Mencari posisi sudut / besar sudut  (θ)  yang ditempuh:
θ= ω0 t ± α.t2
 
x = R. θ
Dapat diperoleh juga :
ωt2 = ω02 ± 2 α.θ
θ= ω0 t ± α.t2
x = R. θ
Dapat diperoleh juga :
ωt2 = ω02 ± 2 α.θ
dimana :  
ωt = kecepatan  sudut/anguler keadaan akhir(rad/s)
ω0 = kecepatan sudut/anguler keadaan awal (rad/s)
θ = besar sudut yang ditempuh (radian, putaran)
1 rpm = 1 putaran permenit
1 putaran = 360° = 2p rad.
 rad.
x = perpindahan linier (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
R = jari-jari lintasan (m)
ω0 = kecepatan sudut/anguler keadaan awal (rad/s)
θ = besar sudut yang ditempuh (radian, putaran)
1 rpm = 1 putaran permenit
1 putaran = 360° = 2p
x = perpindahan linier (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
R = jari-jari lintasan (m)
2. Percepatan Tangensial (at)
Pada  gerak melingkar berubah beraturan selain percepatan sentripetal (as)  juga mempunyai percepatan tangensial (at).
Percepatan Tangensial (at) diperoleh :
Percepatan Tangensial (at) diperoleh :
maka : at =
Partikel P memiliki komponen Percepatan :
 a =   at  +  as ,                  dimana  at tegak lurus as ( as  at )
 at )
Besar Percepatan Linier Total partikel titik P :
at = percepatan tangensial (ms-2)
as = percepatan sentripetal (ms-2)
a = percepatan total (ms-2)
Jika as =   dan
  dan  maka didapat :
 maka didapat :
Percepatan  total (a) :
dimana 
 V = kelajuan linier (m/s)
R = jari-jari lintasan (m)
  = percepatan sudut (rad s-2)
 = percepatan sudut (rad s-2)
R = jari-jari lintasan (m)
Semua  benda bergerak melingkar selalu memiliki percepatan  sentripetal, tetapi belum tentu memiliki percepatan tangensial.
Percepatan tangensial hanya dimiliki bila benda bergerak melingkar dan mengalami perubahan kelajuan linier.
Benda yang bergerak melingkar dengan kelajuan linier tetap hanya memiliki percepatan sentripetal, tetapi tidak mempunyai percepatan tangensial (at = 0 ).
Percepatan tangensial hanya dimiliki bila benda bergerak melingkar dan mengalami perubahan kelajuan linier.
Benda yang bergerak melingkar dengan kelajuan linier tetap hanya memiliki percepatan sentripetal, tetapi tidak mempunyai percepatan tangensial (at = 0 ).
Contoh soal Konsep Gerak    Melingkar Berubah Beraturan:
Sebuah roda mobil sedang berputar dengan kecepatan sudut 8,6 rad/s. Suatu gesekan kecil pada poros putaran menyebabkan suatu perlambatan sudut tetap sehingga akhirnya berhenti dalam waktu 192 s. Tentukan :
Sebuah roda mobil sedang berputar dengan kecepatan sudut 8,6 rad/s. Suatu gesekan kecil pada poros putaran menyebabkan suatu perlambatan sudut tetap sehingga akhirnya berhenti dalam waktu 192 s. Tentukan :
- Percepatan sudut
- Jarak yang telah ditempuh roda dari mulai bergerak sampai berhenti (jari-jari roda 20 cm)
Pembahasan :
Diketahui : ω0= 8,6 rad/s
ωt = 0 rad/s
t = 192 s
R = 10cm= 0,1 m
Diketahui : ω0= 8,6 rad/s
ωt = 0 rad/s
t = 192 s
R = 10cm= 0,1 m
    Ditanya    : a.
b. x
b. x
Jawab :
a.    = - 0,045 rads-2
b.     
           = (8,6).(192) + (-0,045).(192)2= 826 rad
x = R.θ
= (0,1m),(826)
= 82,6 m
Ayunan  Konis
Ayunan Konis (Ayunan Kerucut) adalah putaran sebuah benda yang diikat pada seutas tali yang panjangnya L ujung atas tali diikat pada satu titik tetap dan benda diputar mengitari permukaan membentuk kerucut.
Ayunan Konis (Ayunan Kerucut) adalah putaran sebuah benda yang diikat pada seutas tali yang panjangnya L ujung atas tali diikat pada satu titik tetap dan benda diputar mengitari permukaan membentuk kerucut.
Gaya yang bekerja adalah Tx sebagai gaya sentripetal yang menyebabkan benda bergerak melingkar beraturan pada bidang horizontal.
Tx = Fs
Tx = Fs
Pada Sumbu Y :
Benda tidak bergerak,maka sesuai hukum I Newton.
Fy = 0
Tcosθ – mg = 0
T cos θ = mg ....... (2)
Dari pers (1) dan (2)  diperoleh :     Benda tidak bergerak,maka sesuai hukum I Newton.
Fy = 0
Tcosθ – mg = 0
T cos θ = mg ....... (2)
     dimana
     V = kelajuan ayunan(m/s) 
g = percepatan gravitasi (ms-2)
R = jari-jari (m)
θ = besar sudut putar(rad)
g = percepatan gravitasi (ms-2)
R = jari-jari (m)
θ = besar sudut putar(rad)
Contoh soal Ayunan Konis/kerucut:
Seutas tali dengan panjang 1 m, ujung atasnya dipegang dan ujung bawah dikaitkan ke benda bermassa 100 g.Kemudian tali diputar sehingga benda bergerak melingkar horisontal dengan jari-jari lingkaran 0,5 m. Hitunglah :
a. besar tegangan tali
b. kelajuan linier benda
Pembahasan :
Diketahui : L =1 m
R = 0,5 m
m = 100g = 0,1 kg
Ditanya :
a. T
b. V
Seutas tali dengan panjang 1 m, ujung atasnya dipegang dan ujung bawah dikaitkan ke benda bermassa 100 g.Kemudian tali diputar sehingga benda bergerak melingkar horisontal dengan jari-jari lingkaran 0,5 m. Hitunglah :
a. besar tegangan tali
b. kelajuan linier benda
Pembahasan :
Diketahui : L =1 m
R = 0,5 m
m = 100g = 0,1 kg
Ditanya :
a. T
b. V
Jawab  :
 
           
               
                    (a)                                                  (b)                                 (c)Berdasarkan gambar (b) : tan θ =
T cos θ =  (0,1).(10)                                         
T = 
b. 
= 1,70 m/s
= 1,70 m/s
Gerak Melingkar Berubah Beraturan      
Adalah  gerak suatu benda dengan bentuk lintasan melingkar dan besar percepatan sudut/anguler (α) konstan.
Jika perecepatan anguler benda searah dengan perubahan kecepatan anguler maka perputaran benda semakin cepat, dan dikatakan GMBB dipercepat. Sebaliknya jika percepatan anguler berlawanan arah dengan perubahan kecepatan anguler benda akan semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.
Jika perecepatan anguler benda searah dengan perubahan kecepatan anguler maka perputaran benda semakin cepat, dan dikatakan GMBB dipercepat. Sebaliknya jika percepatan anguler berlawanan arah dengan perubahan kecepatan anguler benda akan semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.
1. Percepatan Anguler (α)
Sebuah benda bergerak  melingkar dengan laju anguler berubah beraturan memiliki perubahan kecepatan  angulernya adalah :
Δω = ω2 – ω1
Dan perubahan waktu kecepatan anguler adalah Δt, maka di dapatkan :
Dan perubahan waktu kecepatan anguler adalah Δt, maka di dapatkan :
∆ω = perubahan  kecepatan sudut (rad/s)
∆t = selang waktu (s)
α = percepatan sudut/anguler (rads-2)
∆t = selang waktu (s)
α = percepatan sudut/anguler (rads-2)
Sama halnya dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), pada GMBB berlaku juga :
- Mencari posisi sudut / besar sudut  (θ)  yang ditempuh:
θ= ω0 t ± α.t2
 
x = R. θ
Dapat diperoleh juga :
ωt2 = ω02 ± 2 α.θ
θ= ω0 t ± α.t2
x = R. θ
Dapat diperoleh juga :
ωt2 = ω02 ± 2 α.θ
dimana :  
ωt = kecepatan  sudut/anguler keadaan akhir(rad/s)
ω0 = kecepatan sudut/anguler keadaan awal (rad/s)
θ = besar sudut yang ditempuh (radian, putaran)
1 rpm = 1 putaran permenit
1 putaran = 360° = 2p rad.
 rad.
x = perpindahan linier (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
R = jari-jari lintasan (m)
ω0 = kecepatan sudut/anguler keadaan awal (rad/s)
θ = besar sudut yang ditempuh (radian, putaran)
1 rpm = 1 putaran permenit
1 putaran = 360° = 2p
x = perpindahan linier (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
R = jari-jari lintasan (m)
2. Percepatan Tangensial (at)
Pada  gerak melingkar berubah beraturan selain percepatan sentripetal (as)  juga mempunyai percepatan tangensial (at).
Percepatan Tangensial (at) diperoleh :
Percepatan Tangensial (at) diperoleh :
maka : at =
Partikel P memiliki komponen Percepatan :
 a =   at  +  as ,                  dimana  at tegak lurus as ( as  at )
 at )
Besar Percepatan Linier Total partikel titik P :
at = percepatan tangensial (ms-2)
as = percepatan sentripetal (ms-2)
a = percepatan total (ms-2)
Jika as =   dan
  dan  maka didapat :
 maka didapat :
Percepatan  total (a) :
dimana 
 V = kelajuan linier (m/s)
R = jari-jari lintasan (m)
  = percepatan sudut (rad s-2)
 = percepatan sudut (rad s-2)
R = jari-jari lintasan (m)
Semua  benda bergerak melingkar selalu memiliki percepatan  sentripetal, tetapi belum tentu memiliki percepatan tangensial.
Percepatan tangensial hanya dimiliki bila benda bergerak melingkar dan mengalami perubahan kelajuan linier.
Benda yang bergerak melingkar dengan kelajuan linier tetap hanya memiliki percepatan sentripetal, tetapi tidak mempunyai percepatan tangensial (at = 0 ).
Percepatan tangensial hanya dimiliki bila benda bergerak melingkar dan mengalami perubahan kelajuan linier.
Benda yang bergerak melingkar dengan kelajuan linier tetap hanya memiliki percepatan sentripetal, tetapi tidak mempunyai percepatan tangensial (at = 0 ).
Contoh soal Konsep Gerak    Melingkar Berubah Beraturan:
Sebuah roda mobil sedang berputar dengan kecepatan sudut 8,6 rad/s. Suatu gesekan kecil pada poros putaran menyebabkan suatu perlambatan sudut tetap sehingga akhirnya berhenti dalam waktu 192 s. Tentukan :
Sebuah roda mobil sedang berputar dengan kecepatan sudut 8,6 rad/s. Suatu gesekan kecil pada poros putaran menyebabkan suatu perlambatan sudut tetap sehingga akhirnya berhenti dalam waktu 192 s. Tentukan :
- Percepatan sudut
- Jarak yang telah ditempuh roda dari mulai bergerak sampai berhenti (jari-jari roda 20 cm)
Pembahasan :
Diketahui : ω0= 8,6 rad/s
ωt = 0 rad/s
t = 192 s
R = 10cm= 0,1 m
Diketahui : ω0= 8,6 rad/s
ωt = 0 rad/s
t = 192 s
R = 10cm= 0,1 m
    Ditanya    : a.
b. x
b. x
Jawab :
a.    = - 0,045 rads-2
b.     
           = (8,6).(192) + (-0,045).(192)2= 826 rad
x = R.θ
= (0,1m),(826)
= 82,6 m
Ayunan  Konis
Ayunan Konis (Ayunan Kerucut) adalah putaran sebuah benda yang diikat pada seutas tali yang panjangnya L ujung atas tali diikat pada satu titik tetap dan benda diputar mengitari permukaan membentuk kerucut.
Ayunan Konis (Ayunan Kerucut) adalah putaran sebuah benda yang diikat pada seutas tali yang panjangnya L ujung atas tali diikat pada satu titik tetap dan benda diputar mengitari permukaan membentuk kerucut.
Gaya yang bekerja adalah Tx sebagai gaya sentripetal yang menyebabkan benda bergerak melingkar beraturan pada bidang horizontal.
Tx = Fs
Tx = Fs
Pada Sumbu Y :
Benda tidak bergerak,maka sesuai hukum I Newton.
Fy = 0
Tcosθ – mg = 0
T cos θ = mg ....... (2)
Dari pers (1) dan (2)  diperoleh :     Benda tidak bergerak,maka sesuai hukum I Newton.
Fy = 0
Tcosθ – mg = 0
T cos θ = mg ....... (2)
     dimana
     V = kelajuan ayunan(m/s) 
g = percepatan gravitasi (ms-2)
R = jari-jari (m)
θ = besar sudut putar(rad)
g = percepatan gravitasi (ms-2)
R = jari-jari (m)
θ = besar sudut putar(rad)
Contoh soal Ayunan Konis/kerucut:
Seutas tali dengan panjang 1 m, ujung atasnya dipegang dan ujung bawah dikaitkan ke benda bermassa 100 g.Kemudian tali diputar sehingga benda bergerak melingkar horisontal dengan jari-jari lingkaran 0,5 m. Hitunglah :
a. besar tegangan tali
b. kelajuan linier benda
Pembahasan :
Diketahui : L =1 m
R = 0,5 m
m = 100g = 0,1 kg
Ditanya :
a. T
b. V
Seutas tali dengan panjang 1 m, ujung atasnya dipegang dan ujung bawah dikaitkan ke benda bermassa 100 g.Kemudian tali diputar sehingga benda bergerak melingkar horisontal dengan jari-jari lingkaran 0,5 m. Hitunglah :
a. besar tegangan tali
b. kelajuan linier benda
Pembahasan :
Diketahui : L =1 m
R = 0,5 m
m = 100g = 0,1 kg
Ditanya :
a. T
b. V
Jawab  :
 
           
               
                    (a)                                                  (b)                                 (c)Berdasarkan gambar (b) : tan θ =
T cos θ =  (0,1).(10)                                         
T = 
b. 
= 1,70 m/s
= 1,70 m/s
Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
Ketika sebuah benda bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju tetap maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak melingkar beraturan alias GMB.
Dapatkah kita mengatakan bahwa GMB merupakan gerakan yang memiliki kecepatan linear tetap ? Misalnya sebuah benda melakukan Gerak Melingkar
 Beraturan, seperti yang tampak pada gambar di bawah. Arah putaran benda
 searah dengan putaran jarum jam. bagaimana dengan vektor kecepatannya ?
 seperti yang terlihat pada gambar, arah kecepatan linear/tangensial di 
titik A, B dan C berbeda. Dengan demikian kecepatan pada GMB selalu 
berubah (ingat perbedaan antara kelajuan dan kecepatan, kelajuan adalah besaran skalar sedangkan kecepatan adalah besaran vektor yang memiliki besar/nilai dan arah) sehingga kita tidak dapat mengatakan kecepatan linear pada GMB tetap.
Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan linear v tetap, karenanya besar kecepatan sudut juga tetap.
Jika
 arah kecepatan linear alias kecepatan tangensial selalu berubah, 
bagaimana dengan arah kecepatan sudut ? arah kecepatan sudut sama dengan
 arah putaran partikel, untuk contoh di atas arah kecepatan sudut searah
 dengan arah putaran jarum jam. Karena besar maupun arah kecepatan sudut
 tetap maka besaran vektor yang tetap pada GMB adalah kecepatan sudut. 
Dengan demikian, kita bisa menyatakan bahwa GMB merupakan gerak benda 
yang memiliki kecepatan sudut tetap.
Pada
 GMB, kecepatan sudut selalu tetap (baik besar maupun arahnya). Karena 
kecepatan sudut tetap, maka perubahan kecepatan sudut atau percepatan 
sudut bernilai nol. Percepatan sudut memiliki hubungan dengan percepatan
 tangensial, sesuai dengan persamaan
Karena
 percepatan sudut dalam GMB bernilai nol, maka percepatan linear juga 
bernilai nol. Jika demikian, apakah tidak ada percepatan dalam Gerak 
Melingkar Beraturan (GMB) ?
Pada
 GMB tidak ada komponen percepatan linear terhadap lintasan, karena jika
 ada maka lajunya akan berubah. Karena percepatan linear alias 
tangensial memiliki hubungan dengan percepatan sudut, maka percepatan 
sudut juga tidak ada dalam GMB. Yang ada hanya percepatan yang tegak 
lurus terhadap lintasan, yang menyebabkan arah kecepatan linear 
berubah-ubah. Sekarang mari kita tinjau percepatan ini.
PERCEPATAN SENTRIPETAL
Percepatan
 tangensial didefinisikan sebagai perbandingan perubahan kecepatan 
dengan selang waktu yang sangat singkat, secara matematis dirumuskan 
sebagai berikut :
Sekarang kita turunkan persamaan untuk menentukan besar percepatan sentripetal alias percepatan radial (aR)
Kita tulis semua kecepatan dengan v karena pada GMB kecepatan tangensial benda sama (v1 = v2 = v).
Benda yang melakukan gerakan dengan lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari (r) dan laju tangensial tetap (v) mempunyai percepatan yang arahnya menuju pusat lingkaran dan besarnya adalah :
Berdasarkan
 persamaan percepatan sentripetal tersebut, terlihat bahwa nilai 
percepatan sentripetal bergantung pada kecepatan tangensial dan 
radius/jari-jari lintasan (lingkaran). Dengan demikian, semakin cepat 
laju gerakan melingkar, semakin cepat terjadi perubahan arah dan semakin
 besar radius, semakin lambat terjadi perubahan arah.
Arah
 vektor percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat lingkaran, tetapi 
vektor kecepatan linear menuju arah gerak benda secara alami (lurus), 
sedangkan arah kecepatan sudut searah dengan putaran benda. Dengan 
demikian, vektor percepatan sentripetal dan kecepatan tangensial saling 
tegak lurus atau dengan kata lain pada Gerak Melingkar Beraturan arah 
percepatan dan kecepatan linear/tangensial tidak sama. Demikian juga 
arah percepatan sentripetal dan kecepatan sudut tidak sama karena arah 
percepatan sentripetal selalu menuju ke dalam/pusat lingkaran sedangkan 
arah kecepatan sudut sesuai dengan arah putaran benda (untuk kasus di 
atas searah dengan putaran jarum jam).
Kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Gerak Melingkar Beraturan :
- besar kecepatan linear/kecepatan tangensial adalah tetap, tetapi arah kecepatan linear selalu berubah setiap saat
- kecepatan sudut (baik besar maupun arah) selalu tetap setiap saat
- percepatan sudut maupun percepatan tangensial bernilai nol
- dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal
PERIODE DAN FREKUENSI
Gerak melingkar sering dijelaskan dalam frekuensi (f) sebagai jumlah putaran per detik. Periode (T)
 dari benda yang melakukan gerakan melingkar adalah waktu yang 
diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran. Hubungan antara frekuensi 
dengan periode dinyatakan dengan persamaan di bawah ini :
Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan linear sepanjang satu keliling lingkaran (2 phi r),
 di mana r merupakan jarak tepi lingkaran dengan pusat lingkaran. 
Kecepatan linear merupakan perbandingan antara panjang lintasan linear 
yang ditempuh benda dengan selang waktu tempuh. Secara matematis 
dirumuskan sebagai berikut :
Sekarang
 kita tulis kembali persamaan Gerak Melingkar Beraturan (GMB) yang telah
 kita turunkan di atas ke dalam tabel di bawah ini :
Persamaan fungsi Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
Pada Gerak Melingkar Beraturan, kecepatan sudut selalu tetap (baik besar maupun arahnya),
 di mana kecepatan sudut awal sama dengan kecepatan sudut akhir. Karena 
selalu sama, maka kecepatan sudut sesaat sama dengan kecepatan sudut 
rata-rata.
Contoh Soal 1 :
Sebuah
 bola bermassa 200 gram diikat pada ujung sebuah tali dan diputar dengan
 kelajuan tetap sehingga gerakan bola tersebut membentuk lingkaran 
horisontal dengan radius 0,2 meter. Jika bola menempuh 10 putaran dalam 5
 detik, berapakah percepatan sentripetalnya ?
Panduan Jawaban :
Percepatan sentripetal dirumuskan dengan persamaan :
Karena
 laju putaran bola belum diketahui, maka terlebih dahulu kita tentukan 
laju bola (v). Apabila bola menempuh 10 putaran dalam 5 detik maka satu 
putaran ditempuh dalam 2 detik, di mana ini merupakan periode putaran 
(T). Jarak lintasan yang ditempuh benda adalah keliling lingkaran = 2 phi r, di mana r = jari-jari/radius lingkaran. Dengan demikian, laju bola :
Contoh Soal 2 :
Satu
 kali mengorbit bumi, bulan memerlukan waktu 27,3 hari. Jari-jari orbit 
bulan 384.000 km, berapakah percepatan bulan terhadap bumi ? (catatan
 : dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal, sehingga jika ditanyakan 
percepatan, maka yang dimaksudkan adalah percepatan sentripetal)
Panduan Jawaban :
Ketika mengorbit bumi satu kali, bulan menempuh jarak 2phi r, di mana r = 3,84 x 108
 meter merupakan radius jalur lintasannya (lingkaran). Periode T dalam 
satuan sekon adalah T = (27,3 hari)(24 jam)(3600 s/jam) = 2,36 x 106 s. Dengan demikian, percepatan sentripetal bulan terhadap bumi adalah :
Latihan Soal 3 :
Valentino
 Rosi mengendarai motornya melewati suatu tikungan yang berbentuk 
setengah lingkaran yang memiliki radius 20 meter. Jika laju sepeda motor
 20 m/s, berapakah percepatan sepeda motor (dan The Doctor)  ?
Panduan Jawaban :
Percepatan sentripetal sepeda motor + The Doctor adalah :
ada juga di http://fisika-ogiwahyudi.blogspot.com


 







0 comments:
Post a Comment