Monday, 5 March 2012

Laptop Berisi Kode Rahasia NASA Dicuri

Berisik kode komando dan perintah untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional. Membahayakan?

Jum'at, 2 Maret 2012, 16:23 WIB
Elin Yunita Kristanti
Satelit NASA (Reuters/Bill Ingalls/NASA)
BERITA TERKAIT

yudaxsmansaga -- Kasus pencurian komputer jinjing (laptop) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang terjadi tahun lalu ternyata tak main-main. Sebab, laptop tersebut tak terenkripsi dan berisi data superpenting: kode komando dan perintah untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station).

Demikian diungkap Inspektur Jenderal NASA, Paul K Martin kepada parlemen Amerika Serikat Ia menceritakan, laptop tersebut dicuri pada Maret 2011, "yang mengakibatkan hilangnya algoritma" yang digunakan untuk mengontrol stasiun luar angkasa internasional. Laptop ini, ujar Martin, adalah satu dari 28 komputer jinjing milik NASA dan perangkat selular yang dicuri dalam kurun waktu April 2009 sampai April 2011.

Beberapa kasus pencurian mengakibatkan kebocoran data sensitif, termasuk dokumen kontrol, data pribadi, dan kekayaan intelektual pihak ketiga. Juga nomor rahasia jaminan sosial dan data program Constellation and Orion NASA.

Jumlah pencurian faktual diperkirakan jauh lebih tinggi dari yang terdata. Sebab, untuk mendata jumlah pencurian, NASA bergantung pada laporan para pegawainya.

Apakah pencurian Laptop membahayakan stasiun luar angkasa internasional?

Dalam sebuah surat elektronik pada situs SecurityNewsDaily, petugas urusan publik NASA, Trent Perrotto mengatakan, pencurian laptop pada 2011 tidak membahayakan operasi stasiun luar angkasa internasional.

"NASA telah membuat kemajuan signifikan untuk memproteksi sistem IT, dan dalam proses implementasi dari rekomendasi yang dibuat oleh Inspektur Jenderal," kata Perrotto.

Kembali ke soal pencurian, Paul K Martin menyebut, dari 47 serangan siber, 13 di antaranya telah sukses dikompromikan komputer NASA.

Serangan-serangan tersebut adalah bagian dari 5.408 insiden cybersecurity tahun 2010 dan 2011 yang mengakibatkan malware yang ditanam pada sistem yang dibuat dengan biaya sekitar US$7 juta. "Cakupan jenis insiden luas, dari individu yang ingin menguji kemampuan mereka dengan membobol sistem NASA hingga aksi kriminal terorganisasi yang ingin menyusup, meretas, demi keuntungan materi. Juga ada penyusupan yang ternyata disponsori intelijen asing," kata Martin.

Salah satu contoh kasus aksi individu dalam rangka menguji kemampuannya adalah yang dilakukan "TinKode", nama alias hacker Romania, Razvan Manole Cernainu (20) yang menyadap server komputer di NASA Goddard Space Flight Center di April 2011.

"Beberapa dari gangguan ini telah dialami ribuan komputer NASA, yang menyebabkan gangguan signifikan pada operasi misi, menyebabkan pencurian data kontrol dan data sensitif lainnya.

Pengakuan Martin menggarisbawahi kesulitan staf IT NASA untuk mengamankan laptop dan perangkat selular. Pada 1 Februari 2012, hanya 1 persen dari perangkat portable NASA yang terenkripsi.

"Sampai NASA sepenuhnya telah menerapkan solusi enkripsi data para perangkat mobile dan portable, sistem penyimpanan data tetap berisiko tinggi dicuri." (sumber: SPACE.com)

• VIVAnews

0 comments:

Post a Comment