| Beberapa Hal Negatif Sinetron Bagi Aank-anak | 
 │Dampak  Negatif Sinetron Bagi Anak-anak— Sinema Elektronik atau yang lebih  dikenal dengan akronim SINETRON adalah sebuah istilah untuk serial drama  sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun telivisi. Setidaknya  begitu yang saya tahu. Bagaimana menurut anda? Silahkan kasih pengertian  menurut versi kalian sendiri ya.
Sinetron  merupakan suguhan rutin layar telivisi kita yang semuanya memberikan  suguhan konflik yang terkadang sudah tidak masuk akal manusia lagi,  hingga membuat yang menonton menjadi geram. Namun, kegeraman penonton  bukan berarti akan membuat penonton menjauh atau tidak lagi menonton  sinetron, bahkan sebaliknya, yang menonton seakan-akan kecanduan dan  seperti orang yang sudah mengkonsumsi obat terlarang mereka tidak sabar  untuk menunggu episode selanjutnya. 
Miris  hati ketika diantara penikmat sinetron turut bergabung anak-anak kecil  yang notabenenya masih belum cukup umur dan otak untuk membdakan yang  mana yang baik dan yang mana yang buruk. Dari kejadian itu saya  terinspirasi untuk membuat artikel ini dan berharap para orang tua akan  membaca dan mulai memberi arahan kepada anaknya untuk mengurangi atau  bahkan melarang atau minimal membibing untuk mengajarkan anaknya yang  mana yang baik dan yang mana yang buruk.
Berikut yang harus menjadi pertimbangan orang tua  tentang mengapa  anak-anak tidak dibenarkan menonton sineron:
1.      Dari segi tema 
Tema sinetron kebanyakan merupakan tema orang dewasa ke atas, sangat sedikit sinetron yang bertemakan anak-anak.
2.      Konflik
Konfliknya  juga terkadang merupakan hal tidak bisa diterima nalar anak-anak yang  semua tahu bahwa naluri anak-anak selalu ingin mengetahui dan mencoba  hal-hal baru.
3.      Isi dan ending
Bobot  antar ending yang jahat selalu kalah itu Cuma 15% dari keseluruhan  adegan. Dari situ saya berfikir bahwa bukan tidak mungkin dengan banyak  adegan yang terkesan tidak pantas ditiru itu akan dicontoh oleh  anak-anak. Karena mungkin saja karena endingnya ada di akhir sang anak  sudah tidak lagi menonton dan kehilangan sari dan Cuma termakan ampas.  Hasilnya ya, ampas.hehe
Dari  uraian singkat ini, saya berharap sekali lagi orang tua, atau calon  orang tua benar-benar meilih tayangan yang baik untuk ditonton oleh  anaknya dan berusaha selalu membimbing anak ketika menonton.
Hal  memikirkan kenapa artikel ini ditulis oleh saya yang belum punya anak  dan menikah, namun, fikirkanlah bagaimana kebenaran apa yang dipaparkan  dalam artikel ini. Terakhir, terima kasih sudah berkunjung dan membaca  artikel saya.dan juga saya tidak menutup diri dari segala kesalahan yang  mungkin saya lakukan dalam menulis artikel ini, maka saran yang  bersifat membangun sangat diharapkan.
Info-Yazid.com
    
Info-Yazid.com


 







0 comments:
Post a Comment